Makalah
MATA KULIAH : TEKNOLOGI INFORMATIKA
SENSUS PENDUDUK
Disusun Oleh :
Muh. Ronaldhin Dona
A1M118 109
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Informatika. Adapun judul makalah yang telah disusun oleh penyusun adalah “Sensus Penduduk”.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para membaca. Selain itu, penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang.
Kendari, 19 April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sensus Penduduk..................................................................... 3
2.2 Pelaksanaan Sensus Penduduk................................................................... 4
2.3 Hambatan Dalam Pelaksanaan Sensus Penduduk...................................... 8
2.4 Manfaat Pelaksanaan Sensus Penduduk.................................................... 10
2.5 Data Statistik Jumlah Penduduk Kota Kendari......................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang diperhitungkan di bidang pertumbuhan penduduk, lebih dari 1 juta bayi dilahirkan selamat tiap bulannya bahkan setiap minggu, dari fenomena tersebut tentu menimbulkan beberapa masalah yaitu kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah batas maksimum kuota suatu daerah tidak mencukupi. Seandainya dalam 1 juta bayi dilahirkan selamat di region wilayah Jawa tentu di Jawa akan bermasalah dari berbagai aspek seperti area dan kualitas hidup (pekerjaan).
Dalam masalah kepadatan penduduk yang berdampak ke aspek penyempitan wilayah tentu harus ada penyelesaian entang :
a. Penyebaran penduduk yang padat wilayahnya untuk pemanfaatan sumber daya alam
b. Persebaran penduduk di wilayah yang lama ditempati dan padat ke wilayah yang jarang penduduknya
c. Persebaran penduduk untuk pemerataan pekerjaan
Untuk menjawab hal tersebut tentu perlu adanya inventarisasi, identifikasi, klasifikasi, evaluasi dan analisis untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu tempat, karakteristik social dan demografi, kelahiran dan kematian, karakteristik pendidikan, karakteristik ekonomi yaitu dengan diadakannya Sensus Penduduk.
Sensus penduduk merupakan kegiatan BPS (Badan Penghitungan Statistik) yang berfungsi pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan penilaian data penduduk yang menyangkut, cirri-ciri demografi, social ekonomi dan lingkungan hidup, dengan diketahuinya siri demografi, social ekonomi dan lingkungan hidup tentu dapat diklasifikasikan mana wilayah yang padat penduduknya, wilayah mana yang banyak penganggurannya, serta wilayah yang ketertinggalan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian sensus penduduk
b. Bagaimana pelaksanaan sensus penduduk
c. Apa hambatan dalam pelaksanaan sensus penduduk
d. Manfaat dalam pelaksanaan sensus penduduk
e. Data statistik jumlah penduduk Kota Kendari
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu sensus penduduk.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sensus penduduk.
c. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pelaksanaan sensus penduduk.
d. Untuk mengetahui manfaat dalam pelaksanaan sensus penduduk.
e. Untuk mengetahui data statistik jumlah penduduk Kota Kendari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sensus Penduduk
Sensus penduduk sering disebut cacah jiwa karena di dalam sensus penduduk. Terdapat berbagai klasifikasi atau menerangkan keadaan manusia dan sensus penduduk dimungkinkan mampunyai sejarah setua peradaban manusia. Hal ini dibuktikan telah dilaksanakan di Babilonia 4000 tahun sebelum Kristus, begitu pula di Mesir 2500 BC. Pada abadd 16 dan 17 beberapa sensus penduduk dilaksanakan di Italia, Sisilia dan di Spanyol, akan tetapi sensus penduduk atau cacah jiwa dilaksanakan untuk tujuan militer, pemungutan pajak dan perluasan kerajaan, dan di Swedia pada tahun 1979 (Pollas, et.al.1974 dalam, Ida Bagoes Mantra, 2000;8). Hingga permulaan abad ke-20, sekitar 20 % dari penduduk dunia telah dihitung lewat sensus penduduk (Mantra,1985 dalam Ida Bagoes Mantra. 2000; 8), begitu pula di Indonesia, cacah jiwa atau sensus penduduk dilaksanakan sejak sebelum Perang Dunia II tepatnya 1815, tetapi karena belum banyak pengalaman pelaksanaan pada tahun 1820 dan 1930 sudah cukup baik dan hasil data yang disajikan dapat dipercaya, akan tetapi data yang disajikan lebih baik tahun 1930 jika dibandingkan dengan tahun 1920. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan cacah jiwa dari period eke periode ada peningkatan penyajian data. Tetapi, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah melaksanakan cacah jiwa lima kali yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan tahun 2000. Maksud dan diadakannya sensus adalah melakukan proses keseluruhan dan pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan penilaian data penduduk yang menyangkut antara lain; ciri-ciri demografi, social ekonomi, dan lingkungan hidup.
Kegitan sensus penduduk dilaksanaka untuk mengatur penempatan penduduk yang meliputi :
1. Penyebaran penduduk yang padat wilayahnya untuk pemanfaatan sumber daya alam.
2. Persebaran penduduk di wilayah yang lama ditempati dan padat ke wilayah yang jarang penduduknya.
3. Persebaran penduduk untuk pemerataan pekerjaan.
Hal ini sesuai yang diterangkan pada halaman pendahuluan. Sensus peduduk memiliki ciri yang khas dibanding dengan metode penelitian yang lain, yaitu:
1. Bersifat individu yang berarti informasi demografi dan sisial ekonomi yang dikumpulkn bersumber dari individu baik sebagai anggota rumah tangga maupun anggota masyarakat.
2. Bersifat universal yang berarti pencacahan bersifat menyeluruh.
3. Pencacahan diadakan serentak di seluruh Negara.
4. Sensus penduduk dilaksanakan secara periodic yaitu tiap tahun yang berakhiran nol (0).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan bahwa informasi kependudukan minimal yang harus ada dalam tiap-tiap sensus penduduk agar data hasil sensus penduduk dari beberapa Negara dapat diperbandingkan sebagai berikut:
1. Geografi dan Migrasi Penduduk.
2. Rumah Tangga.
3. Karakteristik Sosial dan demografi.
4. Kelahiran dan kematian.
5. Karakteristik pendidikan.
6. Karakteristik ekonomi.
Informasi geografi meliputi lokasi daerah pencacahan, jumlah penduduk yang bertempat tinggal di suatu daerah tersebut berupa jumlah de jure (penduduk yang berdomisili resmi di daerah tersebut) dan de Facto (penduduk yang bertempat tinggal di suatu tempat tertentu dan tidak terdata secara resmi di lokasi tersebut).
2.2 Pelaksanaan Sensus Penduduk
Pelaksanaan sensus penduduk (SP) di Indonesia dapat dibedakan dalam dua periode yakni sebelum kemerdekaan (1815-1945) dan setelah Indonesia merdeka (1961-2000). Sensus penduduk yang pertama kali diadakan di Indonesia sebelum Indonesia merdeka ialah pada tahun 1815 dan selama 1815-1930, yakni selama 115 tahun, telah dilaksana- kan sepuluh kali sensus pendu- duk. Dari kesepuluh sensus penduduk ini, hanya tiga periode yang cukup baik dalam pelaksa- naannya yaitu yang dilaksanakan pada tahun 1905, 1920, dan 1930. Dari ketiga periode ini, hanya SP 1930 yang kualitas datanya cukup baik dan banyak digunakan sebagai referensi dalam analisis kependudukan di Indonesia. Pelaksanaan SP 1930 dipercayakan kepada Biro Pusat Statistik yang didirikan pada tahun 1925. Pada masa pen- dudukan Jepang (1942?1945) sensus penduduk dilakukan pada tingkat lokal, tetapi semua dokumen hasil sensus penduduk ini hilang, kecuali untuk Propinsi Kalimantan Barat dan Pulau Lombok (Mantra, 1985: 15?16). Setelah Indonesia merdeka, telah dilaksanakan sensus penduduk sebanyak lima kali yakni SP 1961, SP 1971, SP 1980, SP 1990, dan SP 2000.(Tukiran, 2016)
Kegiatan sensus penduduk dilaksanakan 30 Juni pada tahun yang berakhiran angka nol. Kegiatan ini memiliki tugas yang berat karena harus menyajikan data yang valid, maka dari itu agar mendapatkan hasil yang maksimal pihak yang bersangkutan (Badan Pusan Statistik) melakukan kegiatan pra pelaksanaan, hari pelaksanaan dan pasca pelaksanaan.
1. Pra pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan sensus, pihak BPS melakukan pelatihan terhadap petugas sensus untuk mewawancarai kepala rumah tangga dan anggota dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan, halini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan.
b. Membagi wilayah dalam wilayah pencacahan). Luas pencacahan berbeda-beda tergantung pada kemampuan petugas sensus untuk melaksanakan tugasnya dalam satu hari, yaitu pada hari pelaksanaan. Suatu wilayah bias terdiri dari satu blok sensus, bias saja terdiri dari beberapa blok sensus, hal ini dilakukan untuk mempermudah, memperingan dan meminimalkan kesalahan cakupan ( error of converage0, kesalahan laporan (error of content) dan kesalahan ketepatan laporan (estimating error).
2. Hari pelaksanaan
Dalam pelaksanaan sensus 1 (satu) hari selesai yaitu tanggal 30 Juni, pencacahan dilaksanakan system aktif, artinya petugas sensus aktif mendatangi rumah tangga untuk mendapatkan data demografi, social ekonomi dari masing-masing rumah tangga dan anggotanya, tetapi sebelum hari H semua quesuiner sudah dibagikan dan yang telah diidikan diadakan penyesuaian ditakutkan ada kelahiran, kematian, ada pendatang baru dan ada anggota rumah tangga yang pindah ke provinsi lain selama periode pencacahan.
3. Pasca pelaksanaan
Data hasil pencacahan dari petugas sensus di olah oleh Badan Pusat Statistik. Konsep yang digunakan :
a. Penduduk yang dicacah
Cara pencacahan yang dipakai dalam sensus penduduk adalah kombinasi de jure dan de facto. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure, dicacah dimana mereka tinggal secara resmi, sedangkan untuk yang bertempat tinggal tetap dicacah secara de facto, di tempat dimana mereka ditemukan oleh petugas lapangan. Bagi mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi sedang bertugas di luar wilayah lebih dari 6 bulan, tidak dicacah di tempat tnggalnya dan begitu sebaliknya.
b. Blok Sensus
Adalah wilyah kerja bagi pencacah agar beban kerja setiap pencacah homogeny. Selanjutnya Blok Sensus ini dapat dijadikan kerangka sampel untuk survey-survei dengan pendekatan rumah tangga.
Adapun kriteria blok sensus, yaitu; 1) Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus; 2) Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat (SLS seperti: RT, RW, dusun, lingkungan, dsb) diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan); 3) Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan.(Umum, 1992)
c. Klasifikasi daerah perkotaan/pedesaan
Klasifikasi daerah perkotaan/pedesaan didasarkan pada skor yang dihitung dari kepadatan penduduk, prosentase rumah tangga, yang bekerja di bidang pertanian, dan akses terhadap fasilitas kota seperti sekkolah, rumah sakit, jalan aspal, telephon, dan sebagainya. Untuk lebih dapat menggambarkan tingkat perkotaan yang lebih konkret, dicoba pula membagi perkotaan menjadoi tiga kelas, yaitu perkotaan besar, perkotaan sedang dan perkotaan kecil.
d. Bangunan
Bangunan fisik adalah tempat perlindungan tetap sementara yang mempunyai dinding, lantai dan atap baik digunakan untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal. Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dan merupakan satu kesatuan penggunaan.
e. Rumah tangga
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.
Rumah tangga khusus terdiri dari:
Ø Orang yang tinggal di asrama.
Ø Orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan, dsb.
Ø Sepuluh orang atau lebih yang mondok dengan makan (indekost).
f. Anggota rumah tangga
Adalah semua orang yang biasanya bertempat di suatu rumah tangga baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.
2.3 Hambatan Dalam Pelaksanaan Sensus Penduduk
Didalam pelaksanaan sensus penduduk terkadang mengalami suatu kendala atau hambatan saat proses pelaksanaannya, hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Hambatan
Meskipun jauh sebelum hari H pelaksanaan sensus sudah diadakan persiapan, namun tidak dapat dipungkiri hambatan-hambatan masih terjadi, hambatan dalam pelaksanaan sensus, antara lain :
a. Faktor Interen
Hambatan yang terjadi dari dalam organisasi adalah factor financial, hal ini sangat berpengaruh dalam kegiatan pelaksanaan di lapangan maupun pengelolaan data.
b. Faktor eksternal
Factor yang terjadi/akibat dari luar sehingga mempengaruhi kebenaran cakupan, kebenaran isi pelaporan dan ketepatan laporan adalah sebagai berikut.
Ø Luasnya Wilayah
Meskipun dalam pra pelaksanaan atau perencanaan sudah dibagi dalam masing-masing wilayah karena luasnya wilayah tetap masih mengalami kesalahan.
Ø Objek/Responden
Dari pihak responden sering kali terjadi kesalahan pelaporan data, missal suatu rumah tangga mempunyai 8 anggota terdiri dari suami, istri dan 6 anak, tetapi melaporkan 3 anak, dan dari topic lain dan kuesioner yang sudah dibagikan.
2. Kesalahan
Yaukey (1990) mengelompokan kesalahan dalam mengumpulkan data menjadi tiga kelompok, yaitu kesalahan cakupan (error coverage), kesalahan isi pelaporan (error of content) dan kesalahan ketepatan laporan (estimating error).
a. Kesalahan cakupan
Kesalahan dimana tidak seluruh penduduk tercacah dan bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka tercacah dua kali. Hal ini biasanya terjadi pada Negara-negara yang memiliki mobilitas penduduk tinggi. Akibat kesalahan cakupan diatas, maka ensus penduduk tidak dapat menyajikan jumlah penduduk yang tepat pada hari sensus penduduk dilaksanakan.
b. Kesalahan isi pelaporan (error or converage)
Meliputi kesalahan pelaporan dari responden, misalnya kesalahan pelaporan tentang umur. Umumnya di Negara-negara sedang membangun (sedang berkembang) responden tidak mengetahhui umur mereka dengan pasti, dan untuk pencatatan umur petugas sensus hanya memperkirakan umur mereka.
c. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error)
Terjadi karena kesalahan petugas sensus atau kesalahan responden sendiri. Contoh jenis kelamin responden adalah laki-laki tetapi terdapat informasi jumlah anak yang dilahirkan adalah 3 orang. Atau responden adalah perempuan berumur 15 tahun tetapi jumlah anak yang dilahirkan sepuluh orang. Hal-hal seperti ini yang menyulitkan untuk menganalisis hasil sensus penduduk.
2.4 Manfaat Pelaksanaan Sensus Penduduk
Manfaat Sensus Penduduk adalah memperoleh informasi dasar kependudukan dan perumahan yang diperlukan untuk menilai kinerja pembangunan bangsa di masa lalu serta menyusun perencanaan pembangunan kependudukan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa mendatang.
Manfaat diadakannya sensus penduduk menurut Wardiyatmoko dan Bintarto yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.
2. Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan banyaknya kesempatan kerja.
3. Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
4. Mengetahui susunan penduduk menurut mata pencaharian agar diketahui struktur perekonomiannya.
5. Mengetahui persebaran penduduk, daerah yang terlalu padat, dan daerah yang masih jarang penduduknya.
6. Mengetahui keadaan penduduk suatu kota dan mengetahui akibat perpindahan.
7. Merencanakan pembangunan bidang kependudukan.
Badan yang mengurusi sensus adalah badan pusat statistik atau yang lebih dikenal dengan (BPS). BPS merupakan satu-satunya badan resmi yang dibentuk pemerintah negara republik Indonesia untuk bertugas sebagai surveier data-data mengenai penduduk.
2.5 Data Statistik Jumlah Penduduk Kota Kendari
Berikut ini adalah data statistik mengenai klasifikasi penduduk perkotaan dan perdesaan di Kota Kendari menurut wilayah, daerah perkotaan dan jenis kelamin penduduknya pada tahun 2010.
Klasifikasi
didasarkan pada skor yang dihitung dari kepadatan penduduk, persentase rumah
tangga yang bekerja di bidang pertanian, dan tersedianya fasilitas kota seperti
sekolah, pasar, rumah sakit, jalan aspal, dan listrik.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sensus
penduduk merupakan kegiatan yang dilakukan Badan Pusat Statistik yang di
dalamnya melakukan suatu proses pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan
penilaian data penduduk yang menyangkut, cirri-ciri demografi, social ekonomi
dan lingkungan hidup, dengan diketahuinya siri demografi, social ekonomi dan
lingkungan hidup, kegiatan sensus di tuntut untuk menyajikan data yang valid untuk
memperoleh data yang maksimal.
1.2 Saran
a. Sensus
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan penyebaran atau pemerataan
di bidang Geografi Imigrasi, ekonomi maupun pendidikan, maka dari responden
untuk memberikan data yang valid atau yang sebenar-benarnya agar tidak terjadi
kesalahan cakupan (error coverage), kesalahan isi (error of content), dan
kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error).
b. Dari
pihak BPS untuk melakukan kegiatan aktif yang benar-benar secara frontal atau
face to face menemui responden.
DAFTAR PUSTAKA
Tukiran, T. (2016). Sensus Penduduk Di Indonesia. Populasi,
11(1), 17–34. https://doi.org/10.22146/jp.12328
Umum, A. (1992). I. pendahuluan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar